Merenungkan dari hikmah tersebut akan menjadikan umat dari
kita semua berada dalam tujuan yang jelas. Keren. Ini merupakan nikmat, namun
mari bersama kita tanggap dalam merenungkan bahwa kesenangan bukan merupakan
tujuan utama dari ini semua. Kesenangan berdiri non tunggal, yang terkadang menjadi gerbang
menuju istana dosa. Dengan prakarya tersebut maka jadikan kesenangan-kesenangan
tersebut yang hanya saja merupakan
sarana yang semestinya terarah menuju kepada tujuan-tujuan yang mulia.
Sebab, cabang yang yang baik itu tidak akan tumbuh kecuali
dari akar yang baik pula.
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir,” (Ar-Rum: 21).
Allah SWT berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesunguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir,” (Ar-Rum: 21).
“Dialah yang
menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan istrinya,
agar dia merasa senang kepadanya,” (Al-A’raf: 189).
Teringat, dimasa dahulu kala, wanita dianggap tak ubahnya
hewan yang tak memiliki jiwa, ia tak pernah didudukkan sebagai seorang istri.
Namun, tatkala mereka hendak memberikan keadilan kepada wanita pada Konferensi
Prancis tahun 586, keputusan yang mereka tetapkan adalah bahwa wanita adalah
manusia dan bukan hewan. Manusia yang diciptakan untuk melayani lelaki.
Kita bersama telah dihadapkan dengan sebuah ayat yang mulia,
ayat yang tengah memancarkan cahaya, menebar kasih, mengguncang kejujuran dan
kekuatan. Satu ayat dari rangkaian utuhnya yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
semenjak empat belas abad yang lalu. Mewartakan, wanita merupakan bagian dari
tanda-tanda kekuasaan Allah yang Dia ciptakan dari belahan jiwa kaum lelaki,
bukan dari lainnya, wanita diciptakan sebagai istri—bagi laki-laki—bukan
sebagai pelayan. Tercantum dalam firman Allah: “Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu
istri-istri dari jenismu sendiri,” (Ar-Rum: 21).
Allah menciptakan istri agar para suami cenderung dan merasa
tenteram kepadanya. Ketenteraman psikis dan rahasia perasaan. Dengannya,
seorang meraih kebahagiaan dalam keterhimpunan dan kebersamaan. Mengecap
kesenangan kesendiriaan yang tak berbeban. Seorang tak akan pernah menemukan
bagian dari impian moral ini terkecuali pada naungan seorang istri.
Pada satu peristiwa pernikahan, sesuai pengantin wanita
merapatkan kembali daun pintu kamarnya, dengan manja ia menggelayutkan diri
pada lengan kokoh suaminya lalu berucap, “Kanda, dengan kebahagiaanku kini aku
berutang banyak kepadamu, untuk sebagiannya saja aku pun tak tahu bagaimana
harus melunasinya.” Si suami pun menjawab, “Dinda, sungguh tiada pelunasan yang
lebih baik selain keberadaan dinda di sisiku kini.”.
Melalui ayat di atas, Al-Qur’an telah meletakan dasar-dasar
kehidupan yang penuh kasih sayang, kenikmatan dan ketenangan.
Istri tempat suami melabuhkan diri, kembali kepadanya dari
pengarungan harian mengail sesuap hidup. Kepada renyah hibur istri, suami akan
kembali dari keletihan dan kecapaiannya. Di penghujung edaran—setelah bergelut
letih—suami akan melepas sauhnya di peraduannya ini, istrinya, yang akan
menyambutnya penuh suka cita, berseri rona wajahnya dihias tawa keriangan. Pada
peraduan ini, suami menemukan pendengaran yang setia menyimaknya penuh empati,
hati yang bermuat kasih, dan tutur kata manis dan lembut, meringankan beban
berat yang dipikulnya bahkan menyirnakannya.
Istri tempat peraduan yang menenteramkan bagi suami.
Berteduh kepadanya, melepaskan dahaga, memuaskan hasrat—seksual—dalam naungan
cinta, suka dan kesuciannya. Hati pun tenteram, terhindar dari yang haram,
sekujur tubuh aman, terjaga dari kubangan kehidupan nista yang menggelintarkan,
dan terjerembab jatuh dikedalaman palung lembah dosa.
Kini sudah jelas bukan? Pernikahan merupakan salah satu
nikmat Allah atas kita semua.
Aamiin.
Aamiin.
0 komentar:
Posting Komentar